Kamis, 06 Desember 2012

Konsentrasi dan "Pomodoro"



Teringat masa ketika saya masih belajar. Saya seorang anak yang belum menemukan tipe belajar paling tepat untuk diri saya. Saya relative cepat teralihkan fokus saya ke imajinasi dan ide-ide liar. Dalam membuat tulisan pun, arah pembicaraan saya relative cepat meluas. Bahkan saya sering menuliskan dua atau lebih verb alias kata kerja dalam kalimat saya. Ada tumpukan kalimat penjelas yang sering pakai pula. Ini merupakan salah satu gejala mulai meluasnya topik pembicaraan saya.

Saya masih ingat setiap susah fokus, saya selalu  mencoba membuat time jadwal atau list to do. Ternyata itu kurang efektif  untuk saya pribadi kerena yang ada, saya akan berusaha memecah fokus saya untuk menyicil semua pekerjaan dalam satu waktu yang ada. Penyakit fokusnya banyak, itu istilah seorang tentor bisnis saya di Komunitas Mahasiswa Memulai dan Mengembangkan Bisnis. Hehehe

Fokus tentang gaya belajar tadi, akhirnya saya sering mengakali menyediakan waktu belajar yang saya batasi. Biasanya saya akan mencoba balapan dengan waktu atau teman. Cara membatasi dengan waktu adalah cara saya paling jitu untuk membuat saya fokus dan tidak tergoda melakukan hal lain.

Misal, ketika di Sekolah Dasar atau tingkat Menengah Pertama hingga Menengah Umum, saya sering dihadapkan tugas mencatat atau menyalin tulisan di papan untuk dicatat di buku tulis saya. Hal itu sebenarnya hal yang paling tidak saya senangi, menurut saya, akan lebih efektif kalau saya cukup memfotokopinya. Tapi itu adalah cara ibu atau bapak guru mengajar, maka saya laksanakan walau dengan setengah hati.

Mencatat isi papan ke buku adalah masa saya memahami diri saya. Seringkali, saya bicara sendiri dengan pikiran saya yang melayang-layang dan menceritakannya pada teman di sebelah saya. Saya juga heran kenapa saya sangat mudah berimajinasi atau membuat scenario cerita di otak saya. Kadang, ketika ada di kelas, tiba-tiba saya membuat puisi, kadang saya menanyakan sesuatu ke teman di sebelah saya tentang suatu hal, kadang saya tiba-tiba membuat coretan-coretan yang kurang penting alias tidak ada hubungan dengan pelajaran. Kadang saya tiba-tiba ingat apa yang harus saya lakukan setelah pulang sekolah dan membuat list to do. Parahnya ketka SMU, saya sudah punya hp, maka pikiran saya semakin kemana-mana dan mengontak siapa saja yang bisa diceritain atau ditanyain sesuatu topik yang saat detik itu terngiang-ngiang di pikiran saya. Hmmmh…

Akhirnya, untuk menangani masalah susah fokus untuk mencatat, saya biasanya mengakali untuk balapan dengan teman saya. Saya sering bilang ke teman sebelah saya untuk berlomba cepat dalam mencatat. Kalau sedang sangat bersemangat, sekretaris yang juru tulis atau bu guru yang sedang mencatat di papan tentu belum selesai mencatat, saya sudah mengikuti huruf demi huruf untuk saya catat di buku. Hahahaha namanya juga balapan, jadi harus cepat. Hihihi

Manfaatnya setelah saya balapan dengan waktu tadi, hampir semua tugas mencatat terselesaikan dengan baik. Saya punya catatan yang lengkap dan bila buku catatan dikumpulkan untuk dicek oleh bu guru, saya sudah menyelesaikannya dengan baik. Sayangnya, kebiasaan itu tidak selalu dapat saya lakukan karena keterbatasan jumlah teman yang mau diajak balapan nyatat. Tidak ada partner dengan cara belajar saya. Alhasil, saya adalah salah satu siswa perempuan yang paling tidak punya catatan.

Saya merasa mencatat adalah pekerjaan yang paling membosankan. Bayangkan, kita harus fokus menulis dan mencontoh tulisan di papan. Tapi kalau boleh berpositif thinking kepada metode mengajar bu guru, mungkin beliau-beliau ingin kami para siswa membacanya, karena kami pasti membacanya ketika menulis.
Tapi saya kurang setuju. Tetap saja, semua anak memiliki cara belajar yang beragam. Bila dengan menulis atau memindahkan ke buku, bisa jadi hanya menulis tapi tidak memahami. Pikiran saya misalkan, saya bisa menulis sambil berbicara topik lain yang tidak nyambung dengan catatan.

Setelah saya beranjak dewasa, saya merasa menemukan hal baru dalam hidup saya. Saya mulai mencintai proses belajar saya. Saya berusaha “knowing my self” alias memahami diri saya sendiri. Saya jadi mengerti betapa saya punya cara belajar dan kemampuan-kemampuann yang berbeda dengan yang lain. Saya pun menerima ketika teman-teman bilang saya “aneh”. Iya, saya memang sedikit aneh karena saya tidak mau berfikir seperti cara mereka berfikir.

Saya paham cara mereka berfikir, tapi saya menolak untuk sama dengan cara mereka. Saya suka berimajinasi kreatif, saya senang berdiskusi yang serius dan fokus ke solusi. Saya tidak suka berjelimet-jelimet lama dengan masalah. Saya memiliki bahasa narasi yang bertumpuk kalimat penjelas seperti dongeng. Saya memiliki tumpukan ide yang meluap-luap dan memiliki cara berfikir yang gak standart. Saya bilang, saya “beda”. Saya yakin semua anak memang unik dan beda satu sama lain. Intinya, semua anak punya cara yang berbeda untuk belajar dan menyikapi kehidupan.

Oke, kembali tentang gaya belajar.  Setelah menikah dan tinggal di Australia, suami saya menunjukkan suatu program di android untuk memanajemen waktu fokus. Kami pun menggunakannya sebagai kawan bekerja. Nama program itu adalah “Pomodoro”. Fungsi dari alat itu adalah untuk mengendalikan aktivitas kita agar fokus dalam beberapa saat yang kita tetapkan untuk mengerjakan suatu aktivitas dengan me-remove semua gangguan yang mungkin datang.

Program di-instal dan segera saya bisa men-setting waktu saya dalam 1 tahapan dan berapa lama tingkat konsentrasi maksimal saya ketika bekerja dan berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan bekerja.

Sumber gambar: www.sandglaz.com

Setelah setingan selesai, saya siap memanfaatkannya untuk bekerja. Prinsip kerjanya seperti jam walker/ stopwatch untuk mengukur waktu. 1 tahapan kerja dan istirahat tadi adalah hitungan 1 pomodoro. Saya men-setting 25menit bekerja dan 5 menit beristirahat. Saya mulai dengan tombol “start” dan saya pun mulai bekerja/ mengerjakan sesuatu.

Misal, saya akan mencuci piring, saya seting saya butuh waktu 1 pomodoro. Sesuai setingan 1 pomodoro saya, maka setelah 25 menit saya harus sudah selesai atau menghentikan pekerjaan saya dan beristirahat selama 5 menit.

Intinya, ketika alarm time break berbunyi, maka saya harus mencoba menghentikan. Tetapi ketika saya asyik bergulat dengan ide atau menulis beberapa tulisan, maka biasanya saya langsung me-skip alarm time to break-nya. Saya bisa bilang, kalau saya menulis ide atau suatu bahan untuk blog saya, saya membutuhkan hampir 2 pomodoro saya.

Kebiasaan bekerja dengan pomodoro ini masih sangat baru bagi saya dan suami, tapi itu adalah metode smart bin brilian binti cerdas banget untuk mengatasi nafsu fokus ke banyak hal dalam waktu yang sama.
Manfaatnya adalah saya berhasil menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan sesuai target, saya bisa mengatur waktu sehingga seimbang kapan saya harus belajar, olahraga, menulis, mengontak teman, bersilahturahim dengan keluarga atau tetangga, mengurus urusan rumah, hingga bermesraan dengan suami dan kegiatan-kegiatan beribadah rutin. Semua menjadi lebih seimbang. Saya pun tidak perlu repot lagi takut dengan gilanya imajinasi saya karena bila mulai ada ide gila di otak saya, maka saya tinggal menyediakan waktu 1-2 pomodoro untuk menuliskannya. Pekerjaan-pekerjaan dan list to do pun terlaksana dengan baik hampir di semua aspek. Kualitas waktu dan hidup saya pun menjadi lebih baik dan tertata maksimal.

Saya bisa mengisi waktu saya dengan penuh produktivitas dan terukur. Saya punya banyak kesempatan untuk meng-edit hasil kerjasaya yang cepat dan fokus sehingga saya memiliki waktu yang lebih panjang untuk memperbaiki atau menyempurnakannnya. Saya pun tidak perlu khawatir ketika saya ada permintaan atau undangan, saya sudah harus mohon diri bila alarm saya telah berbunyi sehingga saya bisa lebih tegas dengan waktu saya dalam bersosialisasi menggingat selama ini, saya termasuk orang yang selalu rela hak untuk diri saya diambil orang lain, termasuk tentang waktu yang seringnya waktu saya habis untuk oranglain dengan manfaat yang sebenarnya tidak ada.

Saya juga memanfaatkan pomodoro untuk mengelola waktu belajar dan fokus konsentrasi saya dengan maksimal. Metode belajar saya yang perlu difokuskan ini sangat terbantu dengan adanya alat yang selalu sabar me-remind me saya selalu ini. Metode ini sederhana tapi sangat manfaat untuk saya. Moga bisa bermanfaat juga untuk teman yang tertarik untuk menggunakan dan mengambil manfaat dari program android gratisan ini. Mungkin setelah ini saya akan meng-uploud link-link dan info terkait tentang “pomodoro” sehingga bisa lebih jelas dan berguna untuk siapapun juga.

Tak ada salahnya untuk belajar dari kesalahan dan terus berusaha membaikkan kualitas diri dari hari ke hari. Semua proses, kesempatan, dan keadaan di sekitar adalah wadah dan sarana belajar menjadi diri yang lebih baik. Moga semua alat dan media teknologi yang berkembang bukan menjadi godaan atau masalah yang mengganggu untuk kita, melainkan menjadi sarana yang mendukung dalam berproduktif aktif, meningkatkan kualitas diri, memaksimalkan peran dan mengoptimalkan waktu yang singkat agat lebih manfaat.

Salam Pembelajar

Onish Akhsani


Tidak ada komentar:

Posting Komentar